Senin, 02 September 2013

-MENCINTAI DIRI SENDIRI-

Assalamualaikum :)

Menjadi baik dalam segalanya adalah dambaan setiap orang. Menjadi cantik, lembut, ramah, baik hati, bijaksana, lapang dada, dermawan, menyenangkan, sabar, tegar, cerdas, pintar, menarik hati, enak dipandang, enak dijadikan teman "curhat", dan semua kebaikan lainnya sungguh wujud ideal yang tak seorang pun tak menginginkannya.

Berbahagialah mereka yang mewarisi gen-gen kebaikan dari orang tuanya. Berbahagialah mereka yang dibesarkan dalam lingkungan yang baik. Berbahagialah mereka yang mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tua dan sekolahnya hingga ia tumbuh dewasa dalam kebaikan, tanpa pergolakan jiwa yang berarti, tak perlu lagi menghadapi dilema dan menyesali perjalanan hidupnya sendiri.

Namun, bagaimana dengan mereka yang menjalani proses hidup sebaliknya? Rasanya begitu berat, begitu pedih, begitu nyeri, begitu menyesakkan.... Saat kebencian itu hadir, saat ketidaksukaan melingkupi, saat ketidakmengertian memenuhi, saat keberdayaan menghantui diri sendiri. Mengapa aku buruk rupa? Mengapa keluarga ku berantakan? Mengapa aku tidak cerdas? Mengapa aku selalu gagal? Mengapa aku tidak disukai teman-temanku? Mengapa aku selalu naif? Mengapa aku selalu salah? Mengapa perjalanan hidupku seperti ini? Mengapa? Dan banyak mengapa lainnya.

Ketika semua perasaan itu hadir dan melibas diri, hidup menjadi sangat sulit. Dunia menjadi teramat gelap hingga segala tentang diri kita pun terasa bernuansa pekat. Kita buruk dan hanya orang lain yang baik. Kemudian kita ingin terbang, pergi, dan menjadi orang lain. Atau malah terpuruk saja di dalam bumi.

Cintailah dirimu sendiri. Beri penghargaan. Beri pujian untuk keistimewaan-keistimewaan dalam ddirimu sendiri. Terimalah ia apa adanya. Pahami kelemahan-kelemahannya. Lihat kembali perjalanan hidupmu ke belakang. Mungkin engkau akan menemukan banyak kenaifan. Mungkin engkau akan menjumpai banyak hal memalukan. Terimalah dirimu apa adanya. Cintai ia. Sungguh, cinta itu akan menjadi kekuatan besar untuk membangun sangdiri.

Dengan demikian, dirimu akan sanggup berkata, "mungkin aku sekarang masih belum sebaik orang pada umumnya. Mungkin aku yang sekarang belum sebaik manusia muslim yang sesungguhnya. Namun, aku tahu bahwa aku yang sekarang addalah aku yang lebih baik dari aku sebelumnya. Aku bangga karena untuk menjadi aku yang sekarang kulewati hidup dengan penuh air mata. Aku bangga dengan diriku yang sekarang karena aku telah menempuh prosesnya."

Semoga bermanfaat